Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image

Karakter Taman Siswa

  • Kamis, 25 November 2010
  • ipeng
  • Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kearifan Lokal di Perguruan Tamansiswa PDF Cetak E-mail
    Artikel
    Ditulis oleh Ki Priyo Dwiarso   
    Sabtu, 20 November 2010
    (Ki Priyo Dwiarso)
    Presentasi di UNY tanggal 20 November 2010
    I.    KODRAT ALAM  (Cirikhas 1 Tamansiswa) :
    Sebagai perwujudan kekuasaan Tuhan YME mengandung arti bahwa hakekat umat manusia adalah menyatu dengan alam semesta dan tidak dapat lepas dari hukum kodrat alam. Manusia akan bahagia bila menyelaraskan diri dengan kodrat alam yang mengandung segala hukum kemajuan.
    Hari berganti minggu, berganti bulan, berganti tahun selalu bertambah dan tidak pernah mundur ataupun berhenti, itulah kodrat alam kuasa Illahi. Budaya manusia selalu mengalami kemajuan dan interaksi antar bangsa tak terelakkan sesuai hukum kodrat alam. Demikianlah Ki Hadjar Dewantara (KHD) memberi pedoman olah budaya bangsa dengan TRIKON (Kontinyu, Konvergen, Konsentris)

    taman siswa

  • ipeng
  • Taman Siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan beliau bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
    Prinsip dasar dalam sekolah/pendidikan Taman Siswa yang menjadi pedoman bagi seorang guru adalah:
    • Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan kita/guru memberi contoh kepada murid)
    • Ing Madya Mangun Karso (di tengah-tengah murid kita/guru membangun prakarsa dan bekerja sama dengan mereka)
    • Tut Wuri Handayani (dan dari belakang kita/guru memberi daya-semangat dan dorongan bagi murid).
    Ketiga prinsip ini digabung menjadi satu rangkaian/ungkapan utuh: Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani, yang sampai sekarang masih tetap dipakai sebagai panduan dan pedoman dalam dunia pendidikan di Indonesia.
    (c) Copyright 2010 ipenk. Blogger template by Bloggermint